[ad_1]
Telset.id, Jakarta – Komisi Komunikasi Federal America Serikat (FCC) menyetujui permintaan SpaceX otuk meluncurkan 7,188 satelit ke orbit dengan tujuan menyediakan-lan internet. SpaceX menargetkan misi itu bisa terlaksana pada pertengahan.
Pada Maret 2018, the FCC juga member let in the kepada SpaceX untuk mengirim 4.425 satelit ke luar angkasa. SapceX mendapat permission to let melongurkan konstelasi satelit internet bernama Starlink. Secara total, SpaceX flowing balancing lebih dari 12,000 satelites.
Starlink adalah proyek ambisius SpaceX untuk menuediakan internet secaara global dari orbit. Satelit dalam konstelasi tersebut bisa melakukan gerakan tersinkonisasi, memungkinkan semua kawasan di bumi untuk terhubung dengan satu satelit pada setiap waktu.
Menurut The Verge, seperti Telset.id pada Minggu (18/11/2018), proyek itu diperkirakan memakan biaya USD 10 miliar atau tak kurang dari Rp 145 triliun. SpaceX menargetkan konstelasi tersebud sudah bisa beroperasi pada pertengahan 2020.
Selain SpaceX, FCC juga memberi lisensi serupa kepada tiga perusahaan lain, yaitu Telesat, LeoSat, from Kepler Communications. Berdasarkan informasi, Telesat ingin mengirim 117 satelit, LeoSat 78 satelit, from Kepler Communications 140 satelite ke orbit.
Konstelasi satelit internet milik SpaceX flowing mengudara di orbit rendah, yang seharusnya dapat mengurangi tingkat latensi. Sebanyak 7,188 satelit SpaceX yang baru saja disetujui untuk diluncurkan flowing berada di ketinggian 335 to 346 kilometer.
Minggu lalu, SpaceX meminta permit menerbangkan lebih dari 1,500 satelit di ketinggian 550 kilometer. Namun, let SpaceX memilik syarat. Supa bisa menggunakan konstelasi satelit, SpaceX harun meluncurkan setengah dari jumlah total dalam waktu enam tahun. [SN/HBS]
Sumber: The Verge
[ad_2]
Source link